pd suatu saat Ibrahim AS sdg pergi untuk beberapa lama, persediaan makanan dan minuman habis. Bahkan ASI Siti Hajar pun mengering. Hidup ibu dan anak laki-laki itu terancam haus dan lapar. Siti Hajar lalu berusaha mencari air dgn berlari-lari kecil dr bukit Safa ke bukit Marwah sambil memohon kpd Allah apa saja untuk putranya. Setelah 7 kali pergi-pulang, terjadilah keajaiban. Air memancar dr antara kedua kaki putranya dgn kehendak Allah yg memerintahkan malaikat Jibril. dgn memukul bumi, maka terpancarlah air. Itulah air zam-zam.
Beberapa tahun kemudian, Ibrahim AS datang dan langsung bersujud kpd Allah. Ia lalu membangun, meninggikan kembali Baitullah dibantu anaknya Ismail dan mjdkan tempat tersebut sebagai tempat ibadah kpd Allah SWT.
Sumur zam-zam memberikan manfaat yg begitu besarnya bagi umaat manusia di dunia. Pertolongan Allah tiba dgn ditemukannya sumur zam-zam. Air yg membawa berkah, diminum penduduk Makkah dan peziarah haji. Pemeliharaan zam-zam mjd tanggung jawab Abdul Muthalib. Penduduk di sekitar Makkah mengambil air zam-zam untuk kebutuhan mereka sehari-hari.
Seiring dgn waktu, banyak nama diberikan kpd sumur zam-zam. Nama lain dr sumur zam-zam seperti hentakan Jibril, minuman dr Allah, yg tidak tercela untuk Ismail, pembawa berkah, bermanfaat, berprasangka baik, menggembirakan, murni, membawa kebaikan, terjaga, menyelamatkan, yg mencukupi, bergizi, yg suci, mulia, penghibur, penyembut penyakit, makanan yg mengenygkan, dan lain sebagainya. pd saat Rasulullah SAW menaklukkan Makkah, tanggung jawab Abdul Muthalib kemudian dipegang oleh Rasulullah.
Zam-zam ialah makanan yg mengenyangkan, penawar penyakit, bergantung pd niatnya. pd awalnya, menimba ialah mjd satu-satunya cara untuk mengambil airnya. Lalu diadakan perhatian khusus bahwa tempat suci ini memang harus lebih diperhatikan sebab banyak sekali jemaah haji pd jaman dahulu bergerombol di sumur zam-zam ini untuk minum dan berwudhu serta ada pula yg menyiramkan ke tubuh mereka sebagai Tabarru sambil berdoa.
Lalu dipikirkan agar dirubah sedemikian rupa agar orang-orang dpt beribadah haji dan umroh dgn lebih baik dan khusu’. Maka dipasanglah pompa-pompa dan peralatan penyaringan oleh Insinyur Yahya Kusyak untuk memastikan agar warna, rasa, dan bau air tidak terpengaruh. Caranya ialah memasukkan air dr penyaringan ke dalam alat ultra violet yg dpt mensterilkan dan membersihkan dgn kekuatan 30 ribu liter per jam. Lalu air keluar melalui pipa lain yg dpt langsung digunakan. dgn kesungguhan dan ketekunan para penanggung jawab, peralatan tersebut selesai dan dioperasikan pd tahun 1975. Setelah pemasangan alat penyaringan air, dipasang juga alat penjaga kemurniannya.
Telah dilakukan pula penelitian lebih mendalam thd struktur, kondisi dan senyawa yg terdpt dalam air zam-zam. pd Sabtu sore tanggal 17 Jumadilawal tahun 1399 Hijriyah, Insinyur Yahya beserta beberapa penyelam mandi dan berwudhu serta mensucikan diri, mereka turun masuk ke dalam sumur zam-zam yg penuh berkah itu.
DIlaporkan bahwa kedalaman sumur zam-zam ialah 30,5 meter, 17,5 meter terdiri dr bebatuan granit. Saat penyelaman, dilakukan juga pembersihan sumur zam-zam. Berbagai macam benda diangkat dr dasar sumur. Di antaranya ada kepingan mata uang dr berbagai jenis logam dan berbagai negara. Ada juga batu mulia, berbagai jenis cincin, juga kepingan logam mulia, benda-benda dr gerabah dan keramik dr kuningan.
Air zam-zam ialah air suci seperti kata Rasul bahwa air terbaik di muka bumi ini ialah air zam-zam. Disabdakan pula oleh Rasul, ”Air zam-zam tergantung pd niat meminumnya.” Bagi yg minum dgn ikhlas, ia akan terbebas dr dahaganya. Allah memberikan keutamaan pd zam-zam untuk mencurahkan alirannya sebagai minuman dan penawar penyakit.
Kembali ke depan Haji Umroh
0 komentar:
Posting Komentar