Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh


Ibadah ke Tanah Suci Bukan lagi mimpi
- kendala keuangan bukan lagi halangan, dengan niat yang kuat dan tulus ikhlas disertai dengan ikhtiar yang efektif dan sungguh-sungguh, Insya Allah Ibadah Haji atau Ibadah Umroh dapat segera terwujud. Sebuah solusi yang cerdas kami tawarkan anda bisa berangkat ke tanah suci dengan GRATIS



Sabtu, 26 Februari 2011

Sejarah Hidup Muhammad SAW: Haji Wada’, Haji Perpisahan

Bgt orang mengetahui bhw Nabi SAW telah menetapkan akan pergi haji dan mengajak mereka ikut serta, tersiarlah ajakan itu ke segenap penjuru semenanjung. Beribu-ribu orang datang ke Madinah dr segenap penjuru: dr kota-kota dan dr pedlman, dr gunung-gunung dan dr sahara, dr seluruh pelosok tanah Arab yg membentang luas.

Di sekitar kota Madinah sdh jg dipasang kemah-kemah untuk 100.000 orang atau lebih, yg datang memenuhi seruan Nabi SAW. Mereka datang sbg saudara untuk saling mengenal satu sama lain. Mereka dipertalikan semua oleh rasa kasih sayg, oleh keikhlasan hati dan ukhuwah islamiyah. Berkumpulnya kaum Muslimin itu menggambarkan adanya suatu kebenaran yg telah mendapat kemenangan, nur Ilahi telah tersebar luas, yg membuat mereka semua teguh bersatu seperti sebuah bangunan yg kukuh.

pd tanggal 25 Zulka’dah tahun ke-10 Hijrah, Nabi berangkat dgn membawa semua istrinya. Beliau berangkat dgn diikuti jumlah manusia yg bgt melimpah—penulis-penulis sejarah ada yg menyebutkan 90.000 orang dan ada jg yg menyebutkan 114.000 orang. Mereka berangkat dipersatukan oleh iman, hati mereka diliputi kegembiraan dan keikhlasan, menuju ke Baitullah yg suci. Mereka hendak menunaikan kewajiban ibadah haji besar. Ketika mereka smp di Dzul Hulaifa, mereka berhenti dan tinggal selama satu malam di sana. Keesokan harinya, ketika Nabi sdh mengenakan pakaian ihram, kaum Muslimin yg lain jg memakai pakaian ihram. Mereka semua berjalan dgn pakaian yg sama. dgn demikian, mereka telah melaksanakan suatu persamaan dlm arti yg sangat jelas.

dgn seluruh kalbunya, Rasulullah SAW menghadapkan diri kpd Allah dgn mengucapkan talbiyah yg diikuti jg oleh kaum Muslimin dr belakang: “Labbaika Allahumma labbaika, labbaika la syarika laka labbaika… (Kupenuhi panggilan-Mu, ya Allah, kupenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu, kupenuhi panggilan-Mu…).”

Tatkala rombongan itu smp di Sarif—suatu tempat antara jalan Makkah dgn Madinah—Rasulullah SAW berkata kpd para sahabatnya, “Barangsiapa diantara kamu tidak membawa binatang kurban dan ingin menjadikan (ihram) ini sbg umrah, lakukanlah! Tetapi yg membawa binatang kurban jangan!”

Ketika jamaah haji sdh smp di Makkah pd hari keempat Dzulhijjah, Nabi cepat-cepat menuju Ka’bah diikuti oleh kaum Muslimin yg lain. Kemudian beliau menyentuh Hajar Aswad dan menciumnya, lalu berthawaf di Ka’bah sebanyak tujuh kali. pd tiga kali yg pertama, beliau berlari-lari seperti yg dilakukan pd waktu Umratul Qadza.

stlh melakukan shalat di Maqam Ibrahim, beliau kembali dan sekali lg mencium Hajar Aswad. Kemudian beliau keluar dr masjid itu menuju ke sebuah bukit di Shafa, lalu melakukan sa’i antara Shafa dan Marwa. Sementara kaum Muslimin sedang menunaikan ibadah haji, Ali bin Abi Thalib pun kembali dr ekspedisinya ke Yaman. Ia sdh jg mengenakan pakaian ihram sbg persiapan pergi haji stlh diketahuinya bhw Rasulullah memimpin jamaah berhaji.

pd hari kedelapan Dzulhijjah, yaitu Hari Tarwiyah, Rasulullah pergi ke Mina. Selama sehari itu, sambil melakukan kewajiban shalat, beliau tinggal dlm kemahnya itu. bgt jg malamnya, smp pd waktu fajar menyingsing pd hari haji. Selesai shalat Subuh, dgn menunggang untanya (Al-Qashwa’) tatkala matahari mulai tersembul, beliau menuju Gunung Arafah. Arus-manusia dr belakang mengikuti beliau.

Di Namira, sebuah desa sebelah timur Arafah, telah jg dipasang sebuah kemah buat Nabi atas permintaan beliau.

Ketika matahari sdh tergelincir, Rasulullah meminta Al-Qashwa, dan beliau berangkat lg smp di bilangan Uranah. Di tempat itulah, beliau memanggil kaum Muslimin. Sambil duduk di atas untanya, Rasulullah SAW berpesan kpd umat Islam.

stlh mengucapkan syukur dan pujian kpd Allah, beliau bersabda, “Wahai manusia sekalian, perhatikanlah kata-kataku ini! Aku tidak tahu, kalau-kalau sesdh tahun ini—dlm keadaan seperti ini—tidak lg akan bertemu dgn kamu sekalian.”

“Saudara-saudara, bhwsannya darahmu dan harta bendamu sekalian adalah suci buat kamu. Seperti hari ini dan bulan ini yg suci, smp datang masanya kamu sekalian menghadap Allah. Dan pasti kamu akan menghadap Allah. pd waktu itu, kamu dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatanmu. Ya, aku sdh menyampaikan ini. Barangsiapa telah diserahi amanah, tunaikanlah amanah itu kpd yg berhak menerimanya!”

“bhw semua riba sdh tidak berlaku. Tetapi kamu berhak menerima kembali modalmu. Janganlah kamu berbuat aniaya terhadap orang lain, dan jangan jg kamu teraniaya. Allah telah menentukan bhw tidak boleh lg ada riba. Dan bhw riba Abbas bin Abdul Muthalib sdh tidak berlaku semuanya.”

“bhw semua tuntutan darah selama masa jahiliah tidak berlaku lg, dan tuntutan darah pertama yg kuhapuskan ialah darah Ibnu Rabi’ah bin Harits bin Abdul Muthalib.”

“Kemudian drpd itu saudara-saudara. Hari ini nafsu setan yg minta disembah di negeri ini sdh putus buat selama-lamanya. tapi, kalau kamu turutkan dia walaupun dlm hal yg kamu anggap kecil—yg berarti merendahkan segala amal perbuatanmu—niscaya akan senanglah dia. oleh sebab itu, peliharalah agamamu ini baik-baik!”

“Saudara-saudara, menunda-nunda berlakunya larangan bulan suci berarti memperbesar kekufuran. dgn itu orang-orang kafir itu tersesat. pd satu tahun mereka melanggar dan pd tahun lain mereka sucikan, untuk disesuaikan dgn jumlah yg sdh disucikan Tuhan. Kemudian mereka menghalalkan apa yg sdh diharamkan Allah dan mengharamkan mana yg sdh dihalalkan.”

“Kemudian drpd itu, saudara-saudara. sbgmana kamu mempunyai hak atas istri kamu, jg istrimu sama mempunyai hak atas kamu. Hakmu atas mereka ialah untuk tidak mengizinkan orang yg tidak kamu sukai menginjakkan kaki ke atas lantaimu, dan jangan smp mereka secara jelas membawa perbuatan keji.”

“Kalau smp mereka melakukan semua itu, Allah mengizinkan kamu berpisah tempat tidur dgn mereka dan boleh memukul mereka dgn suatu pukulan yg tidak smp melukai. Bila mereka sdh tidak lg melakukan itu, maka kewajiban kamulah memberi nafkah dan pakaian kpd mereka dgn baik. Berlaku baiklah terhadap istrimu. Mereka itu kawan-kawan yg membantumu, mereka tidak memiliki sesuatu untuk diri mereka. Kamu mengambil mereka sbg amanah Allah, dan kehormatan mereka dihalalkan buatmu dgn nama Allah.”

“Perhatikanlah kata-kataku ini, saudara-saudara. Aku sdh menyampaikan ini. Ada dua hal yg kutinggalkan di tanganmu, yg jika kamu pegang teguh, kamu takkan sesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan sunnah Rasulullah.”

“Wahai manusia sekalian, dengarkan kata-kataku ini dan perhatikanlah! Kamu akan mengerti bhw setiap Muslim adalah saudara buat Muslim yg lain. Dan kaum Muslimin semua bersaudara. Tetapi, seseorang tidak dibenarkan (mengambil sesuatu) dr saudaranya, kecuali jika dgn senang hati diberikan kpdnya. Janganlah kamu menganiaya diri sendiri. Ya Allah, sdhkah kusmpkan?”

stlh smp pd penutup kata-katanya itu, Rasulullah berkata lg, “Ya Allah, sudahkah kusmpkan?”

Maka serentak kaum Muslimin dr segenap penjuru orang menjawab, “Ya!”

Lalu Rasulullah berkata, “Ya Allah, saksikanlah ini!”

Selesai mengucapkan pidatonya, Rasulullah turun dr Al-Qashwa’. Beliau msh di tempat itu smp pd waktu shalat Dzuhur dan Ashar. Kemudian beliau menaiki kembali untanya menuju Shakharah.

pd waktu itulah, Rasulullah membacakan firman Allah kpd mereka: “pd hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kpdmu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lg Maha Penyayg.” QS. Al-Maa’idah: 3)

Mendengarkan ayat tersebut, Abu Bakar menangis. Ia merasa bhw risalah Nabi SAW sdh selesai dan sdh dekat jg saatnya Nabi hendak menghadap Allah.

stlh meninggalkan Arafah malam itu, Nabi bermalam di Muzdalifah. Pagi-pagi beliau bangun dan turun ke Masy’aril Haram, kemudian pergi ke Mina. Dan dlm perjalanan itu, beliau melemparkan batu-batu kerikil. Ketika sdh smp di kemah, Rasulullah menyembelih 63 ekor unta. Kemudian Nabi mencukur rambut dan menyelesaikan ibadah hajinya.

dgn selesainya ibadah haji ini, ada orang yg menamakannya ‘Ibadah Haji Perpisahan (Wada’), yg lain menyebutkan ‘Ibadah Haji Penyampaian’, ada lg yg mengatakan ‘Ibadah Haji Islam’. Nama-nama itu memang benar semua.

Disebut ‘Ibadah Haji Perpisahan’ karena ini yg penghabisan kali Rasulullah melihat Makkah dan Ka’bah. dgn ‘Ibadah Haji Islam’, karena Allah telah menyempurnakan agama ini kpd umat manusia dan mencukupkan jg nikmat-Nya. ‘Ibadah Haji Penyampaian’ berarti Nabi telah menyampaikan kpd umat manusia apa yg telah diperintahkan Allah SWT kpdnya. Tiada lain, Muhammad SAW hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira kpd orang-orang beriman.




Kembali ke depan Haji Umroh

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Blog List

Site Info